BERTEMAN DENGAN NON MUSLIM
Bismillahirrahmanirrahim,assalamualaikum akhi ukhti.
Gimana punya kabar? baik dan sehat selalu ya, yang sakit
semoga disembuhkan dan yang galau semoga dihilangkan galaunya setelah baca
postingan saya..he..he
Punya teman non muslim?wajar sih, di dunia agama nggak cuma
islam kok. Kali ini pembahasannya berkaitan dengan toleransi antar agama. Baru
aja nih rame soal kontroversi pro kontra mengucapkan selamat natal pada teman
nasrani kita. Dan saya termasuk yang kontra padahal dulunya saya pro karena
memang saya terdidik dengan islam liberal. Tapi ini bukan masalah liberal atau
tidak, ini masalah aqidah. Sejauh mana mulut ini bisa bertanggung jawab dengan
apa yang dikatakannya. Berikut alasan kenapa saya memilih kontra dengan hal ini:
1. Seorang muslim dan muslimah sangat berhati-hati dengan
ucapan yang menyangkut aqidah atau keimanan. Kita menjadi muslim atau muslimah
karena dua kalimat yaitu syahadat. Saat kita terlahir di dunia pun, satu
kalimat yang wajib didengarkan di telinga kita yaitu takbir.Dan sebuah
pernikahan akan terputus saat sebuah kalimat terucap yaitu talak. Betapa
berharganya ucapan seorang muslim atau muslimah. Kata-kata adalah cerminan
perasaan, mengucapkan selamat natal berarti kamu percaya kalau itu memang hari natal
dan berarti juga kamu mempercayai kepercayaan agama lain yang seharusnya tak
boleh dilakukan dalam agama kita. Mau bilang kalau itu hanya sekedar kata-kata?
hanya di mulut? berarti kamu berdusta, kamu munafik. Mulut dan hati tidak
selaras.
2. Agamamu Agamamu, Agamaku agamaku. Biarin aja mereka
merayakan hari suci agamanya, kamu rayakan hari suci agamamu sendiri. Nggak
usah saling ikut campur karena kalian punya kepentingan berbeda. Yang
terpenting jangan saling mengganggu, kalau kamu mau bergabung dengan mereka
keluarlah dari kelompokmu sekarang,begitu peraturannya. Teringat akan pesan
dosenku, seekor burung tidak bisa hidup di dua dahan yang berbeda. Toleransi
kita adalah dengan cara membiarkan mereka dengan urusannya dan melindungi
mereka dari orang yang akan mengganggunya bukan dengan mengikuti ritualnya atau
mempercayai yang mereka percayai. Kalau kamu mau jadi seperti bunglon ya boleh
saja,tapi satu yang harus kamu ingat, golongan bunglon atau orang munafik itu
bukan islam.
3.Agama kita berbeda dengan
agama lain. Aturan yang kita punya juga berbeda, disinilah toleransi
dibutuhkan. Mereka juga harus mengerti kalau kita tidak harus selalu seperti
mereka yang nonmuslim, adakalanya kita harus menjelaskan jika kita ada
peraturan yang tak boleh dilanggar. Mungkin buat mereka hal ini biasa, tapi
buat kita bisa jadi sebuah dosa. Nggak usah menyama-nyamakan agama kita dengan
agama lain. Tuhan mereka banyak, nah kita cuma punya Dia yang Maha Esa. Mereka
berdoa dengan bunga,lilin,dupa dan sebagainya sedangkan kita jungkir balik
setiap kali berdoa. Masih mau bilang kalau kita sama??WE ARE DIFFERENT, dan
dari sini terlahirlah toleransi yaitu membiarkan dia dengan segala urusannya
alias nggak usah kepo jadi orang.
Kalau selamat natal hanyalah sebuah kata, maukah mereka yang
non muslim mengucapkan dua kalimat yaitu SYAHADAT? toh itu hanya sebuah kata
bukan?
Kata-kata itu nggak boleh disepelekan, kita juga tercipta
karena sebuah kata yaitu “Kun “ yang artinya jadilah. Orang di cap munafik
tidaknya juga dari kata-katanya, akhi ukhti. Semoga postingan saya ini bisa
dimaklumi jika masih dipenuhi kekurangan, saya hanya sekedar curhat dengan
kalian pembaca blog ini. Semoga juga bisa sedikit mencerahkan dan memberikan
pandangan yang berbeda sehingga memperkaya wawasan kita dalam berfikir.
Mari berdoa...
bismillahirrahmanirrahim...
Ya Allah
sesungguhnya kami tidaklah luput dari segala tipu dayamu, lindungilah kami agar
selalu berada di dalam jalan yang akan membawa kami menuju Engkau. Terangilah
jalan kami, tuntunlah kami, dan ingatkanlah kami apabila kami salah melangkah.
Angkatlah kami apabila kami terjatuh, sembuhkanlah kami apabila kami terluka di
tengah perjalanan, jangan biarkan kami tersesat ya Allah.
Cintailah
kami, Dekatkanlah hati ini pada-Mu ya Allah, kuatkanlah keimanan kami,
teguhkanlah hati ini yang hanya milik-Mu ya Allah. Amiiinn
End of the word, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.